Pages

Jumat, 04 Juni 2010

Berpulangnya sang Kawan, Selamat Jalan MAS ARSA MUDA AWANG IDJAU DUK


”Dari sekian banyak Kepala Adat di sini, hanya bapak saja yang tetap miskin. Bapak menolak suap ataupun meminta-minta uang kepada perusahaan-perusahaan di Lambing- Muara Lawa ini. Posisinya Jelas! Berpihak pada Masyaraka Adat, Beliau tidak mau perusahaan mengambil tanah masyarakat semena-mena, kalaupun bapak memberikan ijin tinggal bagi perusahaan di sini itu semata-mata karena alasan kemanusiaan.” komentar dari puteri tertua Alm. Awang Idjau, tentang ayahnya; seorang Kepala adat besar Muara Lawa.

Sosok bertubuh kecil namun bersuara lantang ini nama lengkapnya MAS ARSA MUDA AWANG IDJAU DUK , Mas Arsa Muda adalah nama kebangsawanan yang dianugrahkan oleh Sultan Kutai Kertanegara kepada seorang pemimpin adat yang dianggap mumpuni, memiliki kharisma kepemimpinan ditengah masyarakatnya. Beliau melanjutkan estafet kepemimpinan Adat dari NGILING GELAR DJANULEN, kepala adat besar Muara Lawa – Lambing sebelumya.

Semenjak meninggalnya pada tanggal 27 april 2010 di Rumah Sakit Umum Sendawar, kabupaten Kutai Barat- Kaltim. Tiap malam dikumandangkan doa-doa atau wara dan ditarikan tarian pengantar arwah untuk mengantar kepergian beliau. Sebagai seorang kepala adat besar suku Dayak Benuaq, jasad beliau belum dimakamkan hingga kurang lebih 42 hari dan di bunuh 2 ekor kerbau sebagai syarat adat kepergiannya, kira-kira akhir juni  2010 yang akan datang, setelan diadakan upacara dan syarat adat, saat itu itulah beliau akan di makamkan, bersemayam bersama para moyang dan pendahulunya.

Alm Kakek Awang Idjau dikenal sebagai sosok yang suka humor namun tegas,jika berbicara dengannya...matanya tak berkedip menatap lawan bicaranya. Sikapnya ini mendatangkan perasaan segan dan hormat dari orang-orang sekelilingnya. Selain sebagai tokoh adat di kecamatan Muara Lawa-Lambing, beliau juga adalah seorang anggota AMAN(Aliansi Masyarakat Adat Nusantara), yang aktif terlibat dalam kegiatan AMAN di kaltim sejak awal AMAN di dideklarasikan pada tahun 1999. Tak jarang beliau mengikuti pertemuan-pertemuan AMAN maupun kegiatan LSM pendamping untuk membawa aspirasi masyarakatnya. Tubuh tuanya tidak menjadi rintangan untuk tetap berkiprah, menentang kegiatan yang merusak hutan dan wilayah adat sekaligus memotivasi orang-orang sekitarnya untuk tetap berpegang teguh pada Adat dan tetap menjaga keutuhan wilayah Adat. Tak sedikit pendapat dan masukan dari beliau yang menjadi pegangan dan masukan bagi kegiatan pendampingan terhadap masyarakat adat di kabupaten Kutai Barat- Kaltim.

Kini pergi sudah sang pemimpin, tapi nama dan kebesarannya tetap akan di kenang oleh anak cucunya maupun orang yang mengenalnya secara pribadi. Selamat Jalan Kakek Awang Idjau, Semoga Jalanmu lapang menuju peristirahatan Abadi.... (MSB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar